Said Abdullah Kampanye di Bangkalan

Said Abdullah Kampanye di Bangkalan

Said Abdullah Kampanye di Bangkalan - Setelah mendatangi masyarakat pasar terbesar di Jember, Pasar Tanjung, Minggu (26/5/2013), Cawagub Jatim, MH Said Abdullah didampingi Ketua DPD PDIP Jatim Sirmadji mendatingi masyarakat Kabupaten Bangkalan, Madura, Senin (27/5/2013) siang. Sosialisasi+Said Said Abdullah Kampanye di Bangkalan PDIP Jatim akan menggerakkan mesin politiknya untuk pasangan Bambang-Said pada pilgub Jatim 29 Agustus 2013 dengan jualan program-program yang telah direncanakan. “Jualan Bambang-Said hanya dua. Yang pertama dikeluarkan kartu jempol, bagi setiap masyarakat Jatim yang berpendapat maksimal Rp 500 ribu, anaknya bisa bersekolah gratis. Selain itu, biaya kesehatan juga gratis. Yang kedua, program penanggulangan kemiskinan desa Rp 400 juta per desa di Jatim,” tegas Said saat acara sosialisasi Bambang-Said di depan kader PDIP dan caleg asal Bangkalan. Putra Madura ini tidak ingin berkaca kepada pilgub Bali, melainkan meneladani pilgub pilgub Jawa Tengah yang dimenangkan Ganjar Pranowo-Heru. ”Survei awal mereka hanya 8 persen, tapi Ganjar-Heru bisa menang dalam quick count 49 persen. Semoga semangat kemenangan pilgub Jateng menular di Jatim. Kami harapkan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarno Putri turun ke Jatim,” tukasnya. Ketua DPD PDIP Jatim Sirmadji menambahkan, pihaknya mendambakan agar pemprov Jatim 2014-2019 dipimpin oleh kader PDIP, yang salah satunya dari Madura. Ada 40 persen masyarakat Jatim berdarah Madura, yang tersebar di daerah Tapal Kuda dan Madura. “Kalau potensi Madura tidak kita maksimalkan perannya dalam pembangunan Jatim, kita rugi. Semboyan tokoh Madura mantan Gubernur Jatim Alm H Muhammad Noer, yakni wong cilik melu gumuyu harus diwujudkan. Masih banyak masyarakat kita masih belum bisa sejahtera,” imbuhnya. Sirmadji menjelaskan, figur Bambang DH kelahiran Pacitan mewakili kalangan nasionalis Mataraman (kaum abangan). Sedangkan, sosok Said Abdullah mewakili kalangan religius asal Madura berdarah NU. “Program kartu jempol itu intinya tidak boleh ada masyarakat Jatim yang tidak sehat atau putus sekolah, karena nggak miliki biaya,” pungkasnya.(jt)