Pokok Pikiran Revitalisasi Taman Budaya, Siapa Peduli?

Pokok Pikiran Revitalisasi Taman Budaya, Siapa Peduli?

Usai sudah perhelatan besar yang diselenggarakan Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Jakarta bekerja sama dengan Taman Budaya Provinsi Kalsel sejak tanggal 18 sampai 23 November 2013. Fokus acara adalah diskusi dan pergelaran dengan melibatkan berbagai komponen penggiat seni dan budaya, baik secara individu maupun kelembagaan. Revitalisasi Taman Budaya ini mengangkat tema 'Membangun Spirit dan Energi Pusaka Budaya Banjar 2013' dengan susunan acara beragam sebagaiamna jadwal ini.

ada langkah terhenti dalam regenerasi ketika keruh air mulai menggenang, siapa peduli

Diskusi Budaya
Menarik sekali diskusi budaya yang membicarakan tentang seni rupa, seni sendratari, seni musik, seni teater, dan seni sastra. Nara sumber yang memiliki latar belakang khas sesuah keahlian masing-masing didatangkan khusus dari Jakarta dan Surabaya serta seniman daerah Banjarmasin sendiri yang berbaur dengan auden mahasiswa, pelajar, serta penggiat seni dari sanggar dan komunitas seni serta masyarakat umum lainnya. Sebagian besar pemakalah memberikan informasi dan data tentang perkembangan seni - namun sedikit sekali :dapat dicerna sebagai budaya lokal - ada pertanyaan besar yang selalu muncul setiap acara diskusi berlangsung sebagai keinginan yang tampaknya sulit diterjemahkan dalam bentuk real - misalnya apa spirit yang sudah tercermin dari pergelaran selama pelaksanaan revitalisasi taman budaya ini dari pusaka budaya Banjar seperti seni rupa, seni sendratari, dan seni musik! Bagaimana energi yang tercurah dari pergelaran selama pelaksanaan revitalisasi taman budaya ini diarahkan sehingga menjadi kekuatan dalam membangun pusaka Banjar masa kini dan akan datang! Ada kebimbangan dalam menyaksikan setiap pergelaran yang disajikan bukan sebagai upaya membangun spirit dan enetrgi, akan tetapi hanya sebagai tontonan terhadap nilai-nilai kepunahan pusaka banjar itu sendiri. Di mana relevansinya, sendratari Ramayana yang digelar selama 3 kali pertunjukkan terhadap nilai-nilai pusaka Banjar seperti Wayang Gung. Pengetahuan budaya yang bagaimana dapat menjelaskan seni rupa dan seni musik tradisional yang memiliki spirit serta energi pusaka Banjar. "Kami ingin merubah fokus taman budaya untuk mengangkat lebih banyak tentang budaya Banjar" ucap Kepala Taman Budaya pada acara malam terakhir pergelaran tari modern. Apakah ini sebuah langkah besar untuk revitalisasi atau sekedar isyarat dari perjalanan taman budaya selama ini yang masih tak bergerak dari pertunjukan seni dan seni itu sendiri sehingga sulit melibatkan partisipasi penggiat budaya di luar taman budaya. Diskusi memang tidak melahirkan rekomendasi, karena sudah diwakili oleh makalah dari nara sumber - namun catatan berupa pokok pikiran dari interaksi diskusi selayaknya diperhatikan sesiapa pun yang berwenang dalam revitalisasi taman budaya yang lebih berkemajuan. Tentu kita tak ingin semua pikiran yang berkembang dengan nalar yang baik tak ada sesiapa pun peduli. Lantas, saatnya kita memulai langkah membangun kebersamaan ini dalam wujud yang lebih kompak sehingga mampu memberi kekuatan pada nilai-nilai pusaka banjar agar terlindungi dari kepunahan tanpa regenerasi.

menakar nilai-nilai revitalisasi yang gamang, siapa peduli

Pergelaran Seni
Ada beberapa pergelaran seni yang disajikan kepada khalayak sebagai gambaran sebuah perubahan wahana pusaka Banjar yang semakin langka dan kehilangan pewarisan di samping pergelaran seni daerah yang juga memiliki andil dalam kehidupan budaya masayarakat banjar selama ini. Ada pergelaran seni rupa pertunjukkan dengan menampilkan pameran perupa dengan tema budaya banjar juga kanvas putih yang panjang untuk apresiasi perupa dengan segala corak dan parigalnya. Malah, setiap malam ratusan warga masyarakat selalu berlimpah turut menyaksikan setiap pergelaran - sebut saja sendratari Ramayana, parade tari koreografer kawula muda, serta pertunjukan wayang kulit Banjar. Happening art dan karya instalasi perupa juga mewarnai halaman taman budaya di samping penampilan budaya nusantara seperti barongsai, reog Ponorogo, kuda lumping, dan tradisi a'analan dengan naik pinang-nya. Begitu besar keinginan warga masyarakat yang ingin mengetahui dan memahami nilai-nilai pergelaran tersebut, namun pengetahuan budaya yang disajikan sedikit sekali mendekatkan pada kewibawaan pusaka Banjar. Penonton yang duduk di sebelahku (seorang mahasiswi) harus dituntun dengan narasi agar faham alur cerita sendratari Ramayana bagai menemukan sesuatu yang baru dari perjalanan hidup budaya mereka. Aku terpana memahami instalasi bakul purun yang berjajar meninggi menggapai pucuk langit atau terduduk manja ketika menyaksikan atribut budaya dalam balutan 'balian' di halaman kantor taman budaya serta seonggok banggai yang kaku dan tanpa roh di belantara laut masyarakat kota. Siapa peduli dan memalingkan wajah untuk memahami spirit dan energi dari seni instalasi tersebut sebagai pusaka Banjar. Sendratari Ramayana yang selalu kontraversi dalam wujud seni pertunjukan urang Banjar, apakah sebuah teater atau alih wahana dari seni panggung tradisi 'wayang gung' yang sudah melegenda. Pengamat seni dari Jakarta yang duduk di sampingku menyayangkan ada alur cerita sendratari Ramayana yang tidak menampilkan 'kethek' sebagai icon dari setiap pergelaran Ramayana, bukankah ini suatu keniscayaan. Malah, seorang penikmat seni pewayangan berkata, "Seharusnya tidak melupakan sejarah, lihat telekung para pemain utama (Rama, Lesmana, Rahwana) dalam sendratari Ramayana yang berbeda dengan pakem wayang gung" ujarnya seraya menarik kursi ke belakang karena gerimis mulai turun. Aku berpikir, inikah fenomena menghidupkan kembali seni budaya tradisi sebagai inspirasi menciptakan kembali dalam konteks kekinian... Lantas, mengapa diam dan tak peduli untuk memberikan dukungan yang konkret ketika tanda-tanda itu benar hadir dihadapan kita.  

aruh taman budaya 2013, siapa peduli



Revitalisasi dalam pemahaman sederhana berarti proses atau perbuatan untuk menggiatkan kembali berbagai kegiatan yakni program kerja taman budaya sebagai lembaga berkesenian bagi masyarakat untuk menghidupkan tradisi lama menuju satu kekuatan yang sinergis agar nilai-nilai budaya Banjar terlindungi serta terwariskan, baik melalui recreate maupun penciptaan baru. Salam!




Sumber : http://feedproxy.google.com/~r/handilbakti/~3/pVhYYjVglJo/pokok-pikiran-revitalisasi-taman-budaya.html

Demikianlah informasi yang dapat Kami sampaikan. Semoga bermanfaat dan Beguna Hendaknya Buat anda semua pengunjung Blog Ini. dan Terima kasih kepada Sobat Semua yang telah membaca artikel Pokok Pikiran Revitalisasi Taman Budaya, Siapa Peduli?