PANTUL dan Tradisi Pewayangan Banjar

PANTUL dan Tradisi Pewayangan Banjar

Pantul artinya sama dengan topeng. Pantul merupakan tradisi pewayangan Banjar yang kembali dipopulerkan oleh seorang dalang bernama Jandri pada tahun 2008 di Kabupaten Tapin - tepatnya di Desa Matang Asal Kecamatan Tapin Selatan. Topeng atau pantul ini terbuat dari kayu sapat karena gampang diukir, tidak mudah pecah, dan mampu bertahan lama. Selain itu, kayu sapat dipercaya sebagai sandaran atau tempat singgah roh leluhur. Dalang Jandri sendiri memiliki kemampuan spritual sebagai orang yang mampu memberikan kesembuhan atau pengobatan (betatamba) bagi sesiapa yang dirasuki roh halus seperti kesurupan. Di samping itu, sebagai seniman dengan keterampilan membuat ukiran topeng juga bermain mamanda serta wayang purwa.

Alur cerita tradisi wayang pantul ini sama seperti kisah pewayangan yang menampilkan karakter semar, bagong, petruk, dan tokoh lainnya. Saat ini pemain wayang pantul berjumlah 20 orang termasuk pemain gamelan banjar sebanyak 13 orang yang terdiri dari pamain gung, saron nada tinggi dan nada rendah, pemain kanong lima dan kanong sepuluh, pemain kangsi, pemain suling dan babun.
Awal cerita diperdengarka gamelan dengan lagu ayakan alun dan igal anak sebagaimana dimainkan dalam Wayang Banjar setelah itu pergelaran isi cerita wayang pantul pun mulai ditampilkan dengan seluruh pemian menggunakan topeng karakter pewayangan.
Ada ritual adat yang harus dilakukan untuk menjiwai karakter pemain sesuai dengan topeng akan yang dikenakan, yaitu ritual mamingit. Dipercaya bahwa ada kekuatan gaib yang akan menggampiri pemain sesuai karakter pantul seraya menyajikan piduduk yang berisi santan, gula merah dan kelapa muda yang diminum sebagai santapan tokoh Dasamuka. Tujuan sesajen ini adalah menghindari pemain terkena prilaku kesurupan roh leluhur ketika sedang bermain. Namun, kejadian yang sulit diterka pada setiap pertunjukan wayang pantul selalu ada pemain kesurupan serta meminta untuk diusung baegal seperti tradisi bausung pengantin banjar.


Tari Topeng Pantul
Ternyata tradisi wayang pantul juga memiliki tandingan yang memiliki kesamaan dalam bentuk cerita yaitu tari topeng pantul. Tari topeng pantul ini merupakan tari pedalaman masyarakat dayak bakumpai aau dikenal dengan wilayah banjar kuala. Tujuan tari topeng pantul ini untuk menolak bala (babarasih kampung) yang biasanya ditarikan pada ritual adat Batopeng Bawayang. Jenis tari topeng pantul ini dimainkan dalam bentuk teater cerita rakyat sekaligus untuk pengobatan bagi warga masyarakat yang sakit karena diganggu oleh roh halus seperti kesurupan atau melupakan leluhurnya. 

Tari Topeng Pantul olehSanggar Seni Sinar Pusaka Marabahan
Teater Bapantulan 
Sajian ini merupakan genre teater nontutur atau drama rakyat tradisional yang berkembang di Desa Barikin Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang juga dipelopori oleh seorang seorang dalang Wayang Kulit Banjar. Semua pemain memakai topeng atau pantul wayang Banjar. Sementara isi cerita pada umumnya menyajikan karakter topeng Panji sebagai watak kerakyatan yang lugu, pintar dan serba kekurangan.

komunitas a'analan memperagakan panjat pinang pantul

Panjat Pinang Pantul
Masih di Barikin Kecamatan Haruyan, tepatnya di desa Panggung ada tradisi yang unik dengan menggunakan topeng atau pantul, yaitu panjat pinang pantul. Kesenian tradisional panjat pinang pantul merupakan seni lawak dengan objek panjat pinang berhadiah. Umumnya disajikan pada acara walimah perkawianan di depan panggung sanding pengantin. Melalui gaya lawak sesuai karakter pantul yang dipakai mereka menari dan saling berebut memanjat pohon pinang yang di atasnya bergantung hadiah dari keluarga pengantin.

Demikianlah PANTUL sebagai bagian dari Tradisi Pewayangan Banjar mewarnai nilai-nilai kehidupan yang melegenda di Kalimantan Selatan.

Sumber : http://feedproxy.google.com/~r/handilbakti/~3/jhEEnH2mHaM/pantul-dan-tradisi-pewayangan-banjar.html

Demikianlah informasi yang dapat Kami sampaikan. Semoga bermanfaat dan Beguna Hendaknya Buat anda semua pengunjung Blog Ini. dan Terima kasih kepada Sobat Semua yang telah membaca artikel PANTUL dan Tradisi Pewayangan Banjar