BBF 2014 Menuju Kota Buku Dunia

BBF 2014 Menuju Kota Buku Dunia

Menyaksikan pergelaran Banjarmasin Book Fair 2014 di Kota Banjarbaru dengan berbagai kegiatan pesta buku dan gerakan minat baca jadi teringat Kanda-Jimbocho yang terletak di belahan timur Tokyo. Daerah yang pertama kali muncul sekitar 1559 ini dikenal sebagai tempat bermukimnya kalangan ningrat, para daimyo dan samurai. Sejarah Kanda-Jimbocho menjadi kota buku dimulai pada masa Restorasi Meiji tahun 1880-an dengan reformasi sebagai kota pendidikan dan secara langsung mulai bermunculan toko buku dengan jumlah 104 dari 384 anggota asosiasi toko buku. Begitu pula kota kecil Wigtown di Skotlandia yang diresmikan sebagai kota buku pada tahun 1998. Lebih dari 20 toko buku berjejer di tepi jalan kota yang ramai wisatawan, rasanya tak mungkin pulang dari kota ini dengan tanpa membawa buku pustaka. Tak jauh berbeda adalah kota kecil Powny, Wales, Inggris yang memiliki nama unik Hay-on-Wye berati Kota Buku dengan lebih dari 30 toko buku sebagai objek pustaka terkenal para wisatawan.


Tiga kota buku dunia tersebut memiliki tradisi yang sama dalam menarik minat baca pecinta pustaka - yakni pameran dan festival buku. Kanda-Jimbocha memiliki Festival Buku Tua Kanda (Kanda Furuhon Matsuri) yang pertama kali diadakan pada 1960 dengan 200 stand buku berjejer sepanjang jalan Sakura-dori dan Suzuran-dori pada setiap bulan Oktober. Kemudian Wigtown Spring Book Weekend di Skotladia pada bulan Mei disertai panggung hiburan berupa band, kerajinan tangan dan workshop penulisan. Begitu pula Hay-on-Wye di Inggris dengan Hay Festival pada bulan Mei hingga Juni dengan pesta buku terlama dan workshop penulisan buku oleh penerbit dan pengarang kelas dunia.


Nah, pantas kalau Banjarbaru Book Fair (BBF) yang memasuki tahun kedua 2014 ini mendapat apresiasi untuk menuju kota buku dunia. Pesta buku yang melibatkan 61 stand penerbit menampilkan antara 1000 hingga 2000 judul buku tentu koleksi pustaka yang sangat besar dan berlimpah bagi pecinta buku dan menjadi objek wisatawan literasi yang sangat menarik minat baca. Apalagi Banjarbaru sebagai kota pendidikan dan menjadi wadah nyaman bagi pelajar dan mahasiswa dalam menemukan lokasi sekolah dan kampus untuk mengejar prestasi sehingga BBF 2014 ini menjadi tempat spesial yang ditunggu kaum cendekia tersebut. Ada pula 200 lebih stand multi produk yang digelar di dalam dan luar arena pameran dengan melibatkan instansi pemerintah, UMKM, lembaga pendidikan, komunitas pustaka dan gerakan minat baca, serta media massa yang menunjukkan partisipasi besar masyarakat dalam mendukung keberadaan BBF 2014 ini. Aktivitas yang diselenggarakan dalam BBF 2014 ini bukan saja pesta buku, akan tetapi interaksi yang selama ini unik antara penerbit, penulis, dan pembaca menjadi lebih dekat dengan adanya talk show, demonstrasi, dan workshop penulisan buku serta panggung entertainment yang merangkum semua khalayak dalam menyuaran kecintaan terhadap dunia pustaka. Ada jumpa penulis buku best seller, ada talk show penerbit dengan menampilkan perajin dan koki masak terkenal, ada fashion busana muslim dan hijab, serta lomba dongeng dan berbagai kegiatan minat baca lainnya.


Jika tradisi pesta buku dan gerakan minat baca melalui Banjarbaru Book Fair 2014 ini terus berkelanjutan dan menjadi momen yang unik dalam dinamika masyarakat perbukuan tentu memenuhi indikator yang ditetapkan UNESCO untuk menjadi kota buku dunia. Apalagi saat ini, Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Banjarbaru telah memproklamirkan diri menjadi Badan sebagai organisasi kerja yang lebih mandiri dalam berkarya dan kreatifitas kerja, maka langkah menuju kota buku dunia tidak lagi menjadi halangan.


Diperlukan kerjasama pemerintah daerah dan pusat, lembaga pendidikan, perpustakaan, komunitas gerakan minat baca dan LSM, penerbit, media, masyarakat yang harus lebih dipetrkuat guna mensosialisasikan budaya baca dan belajar dalam menjacapai tujuan kota buku dunia. Selain itu diperlukan pembiayaan yang besar dan berkesinambungan untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana serta yang terpenting adalah kesadaran masyarakat akan pentingnya membaca sehingga tercipta suatu kondisi yang unik bahwa membaca dan belajar menjadi budaya kolektif masyarakat, baik di pedesaan maupun perkotaan. Salam dan Sukses BBF 2014.

Sumber : http://feedproxy.google.com/~r/handilbakti/~3/ffnt0yqepag/bbf-2014-menuju-kota-buku-dunia.html

Demikianlah informasi yang dapat Kami sampaikan. Semoga bermanfaat dan Beguna Hendaknya Buat anda semua pengunjung Blog Ini. dan Terima kasih kepada Sobat Semua yang telah membaca artikel BBF 2014 Menuju Kota Buku Dunia