iTerbaru.Biz

Pekan Kemilau Banua Seribu Sungai 2013 adalah acara tahunan Taman Budaya Provinsi KalSel yang diselenggarakan dalam rangka memperingari HUT Provinsi Kalimantan Selatan ke 63 dan sekaligus HUT RI ke 68 yang secara khusus menampilkan atraksi beragam dari kerajinan rakyat, permainan anak, sendratari, teater, sastra, hingga pergelaran musik. Acara ini berlangsung dari tanggal 15/8 hingga 24/8 bertempat di panggung terbuka halaman Taman Budaya Jalan Hasan Baseri Banjarmasin. Salah satu acara yang sangat menarik dari kegiatan budaya ini adalah Festival Musik Rakyat dan Pop Jazzy yang disajikan oleh berbagai seniman musik sebagai salah satu kemilau banua yang patut diperhitungkan. Misalnya, parade band anak-anak sekolah menengah, pergelaran musik tradisi dan musik jalanan, musik perkusi dan irama gambus serta yang tak kalah serunya adalah pergelaran lagu-lagu daerah banjar serta musik pop jazzy banjar.

Acara musik yang sempat kunikmati malam Senin (19/8) adalah pergelaran lagu-lagu banjar yang menampilkan penyanyi aslinya ketika pertama kali membawakan lagu daerah tersebut. Ada penyanyi cantik dengan suara merdu 'Emelia Agus' kemudian penyanyi dengan suara khas banjar 'Mila Karmila' serta beberapa penyanyi lainnya yakni Suci Rabella, Fauzan, dan Kiky dengan iringan Grand Band yang memanjakan penonton di panggung terbuka ini hingga larut malam. Malah terlihat panggung kesenian lagu-lagu daerah ini menjadi ajang nostalgia seniman tua saat mereka masih menyukai dan senang mendendangkan lagu-lagu daerah ketika masih muda, sebut saja Bapak Kasim Abdurrahman mantan Kakanwil Dikbud Provinsi, kemudian Sekda Pemprov Kalsel Bapak Muhammad Arsyadi serta tokoh seni musik lainnya yang hadir dan turut menyanyikan lagu daerah banjar pada malam itu. Lagu-lagu daerah banjar yang menjadi sajian pada malam tersebut adalah karya Anang Ardiansyah, Gatot Saputera, A. Thamrin, Hamidhan dengan presenter sekaligus penyanyi juga, Peter Lantu.

 

Pekan Kemilau Banua Seribu Sungai 2003 kembali menggelar Festival Musik dengan menyajikan aliran Pop Jazzy pada Jumat (23/8) masih di panggung terbuka halaman Taman Budaya Provinsi Kalsel dengan berbagai pecinta dan pendendang irama jazz. Kali ini penonton sangat berlimpah, bukan saja dari kalangan tua - namun remaja dan dewasa saling berjejal memenuhi setiap sudut halaman luas ini. Ada banyak group pengiring yang ditampilkan diantaranya Wahyu and Friends, Grand Home Band, Trio Rama Banar, serta Bambang Jazz All Friends - dengan musisi yang sudah piawai memainkan instrumen irama fusion jazz yang harmonis dan improv sekali, namun masih tetap terdengar lengkingan sexophone dan petikan bass yang mendominasi setiap lagu yang ditampilkan. Malah, pencipta lagu yang sudah populer - Anang Ardiansyah - yang malam itu didaulat untuk menyanyikan lagu daerah banjar dengan sentuhan instrumen jazz berhasil memukau ratusan penonton karena mampu menggabungkan irama blues dengan aroma dixieland. Salut pada pengiring Yudi Dharma yang berhasil mengangkat kepermukaan instrumen jazz lagu-lagu banjar - dan pantas kalau disebut sebagai pelopor 'Banjarese Jazz' tahun ini di Taman Budaya Kalimantan Selatan. Gelegar musik jazz ini tersanjung lagi saat jam session yang mengundang penonton untuk berkolaborasi mendendangkan lagu-lagu jazzy atau pop sebagai sesi puncak dari festival musik malam ini. Akhirnya, lagu jazz dari belahan dunia dan belantara musik Indonesia pun saling bersahutan dengan rancak di panggung Kemilai Banua Seribu Sungai 2003 ini.

 

  

Saya membayangkan Pekan Kemilau Seribu Sungai yang digelar setiap tahun ini menjadi sebuah acara yang disegani oleh para seniman dan budayawan sekaligus masyarakat luas, khususnya acara festival musik rakyat dan pop jazz ini. Bukan mustahil suatu saat nanti, festival musik rakyat ini menjadi salah satu ajang bergengsi secara nasional, malah mungkin internasional. Teringat acara musik rakyat seperti National Folk Festival yang digelar di Exhibition Park di Canberra, Australia yang menampilkan perayaan budaya musik, tarian, puisi, dan mendongeng tradisional dan kontemporer, konser, teater jalanan, lokakarya penulis, festival film, sesi komedi, suguhan akustik dengan suasana yang terakomodasi adalah sensasi pedesaan. Atau setidaknya bagai pergelaran tahunan dari Java Jazz di Ancol Jakarta. Tidak mustahil khan ini bisa berlangsung di kota seribu sungai, Banjarmasin. Namun, sekali lagi memang tergantung dukungan finansial dari Pemprov Kalsel sebagai donatur utama kegiatan. Semoga.