iTerbaru.Biz

Ada banyak nama untuk kota Banjarbaru sebagai icon dari aktivitas masyarakat yang terus tumbuh dan berkembang - disebut kota pendidikan, dinamakan kota sejuta perumahan, dijadikan pusat perkantoran ibukota provinsi, disejajarkan sebagai kota budaya karena intensitas berkesenian yang aktif, namun aku lebih nyaman menikmati Banjarbaru sebagai Kota Menjelang Pagi. Mengapa .... karena awal hari ketika mentari mulai bersinar dan menerangi pelosok kota, masyarakat pun bangun dan bergerak menapaki jalan untuk menjemput embun dan benderang cahaya. Di sebuah pusat kota Banjarbaru semua warga berkumpul dan mengisi week end dengan suka cita.

Kegiatan ini dimulai pukul 06.00 hingga pukul 07.30 wita - di mana masyarakat mulai bergerak memasuki senbuah lintasan jalan untuk melakukan jogging atau sekedar berjalan santai. Suasana pagi yang indah dengan mentari yang masih kuning menjadi warna perjalanan yang menyenangkan begitu pula aroma dedaunan dari pohon yang berjajar di tepi jalan sangat terasa segarnya. Usai melakukan jogging dilajutkan senam kesegaran jasmani untuk mengukur kekuatan jantung setelah bekerja selama seminggu dan menjadi perhatian dalam menghadapi awal minggu berikutnya. Lapangan pun menjadi penuh hingga ke tepi - malah sampai memenuhi jalan raya. Begitu ceria warga kota mengikuti irama lagu senam. Lelaki dan perempuan hingga yang dewasa, remaja, maupun anak-anak terus bergerak dengan penuh semangat bagai tak ingin berhenti dalam beraktivitas kebugaran. Kegiatan menjemput pagi in juga dimanfaatkan untuk bermain bola dan sepatu roda atau skateboard serta ketangkasan sepeda BMX. Semua tanpa kecuali riang gembira menjemput pagi.

Kegiatan ini dimulai pukul 07.30 hingga pukul 08.30 wita. Selera kita akan dimanjakan ketika usai berolahraga menjelang pagi, di setiap tepi lintasan jalan berjajar rapi tenda-tenda kuliner dengan sajian yang sedap. Satu kebanggaan dari lokasi kuliner ini adalah kebersihan lingkungan yang terjaga. Tempat duduk pun boleh sesuai kesenangan penikmat kuliner, silakan duduk lesehan atau berjajar di bangku panjang. Ada banyak sajian kuliner pagi, seperti nasi kuning khas banjar, lontong dengan bumbu dan ikan yang manis, soto atau sop versi banjar atau lamongan dan surabaya - serta banyak kuliner khas daerah dari Betawi, Jogya, Solo, hingga coto Makassar. Suka gorengan dengan bumbu dan sambal kecap yang khas juga tersedia atau sajian fastfood yang siap santap dengan aroma rasa variatif ada tersedia di setiap tenda gaul. 

Untuk menutup kegiatan pagi sekitar pukul 08.30 hingga 10.00 wita biasanya warga menyempatkan diri menikmati sajian promosi yang digelar secara menyolok di sudut-sudut jalan dan lintasan. Banyak promosi barang dan jasa yang ditawarkan mengundang sikap konsumerisme penggiat pagi. Ada fashion dengan corak yang beragam untuk dewasa, remaja, dan anak - ada buah dan sayur untuk santapan siang keluarga pada hari minggu ini hingga pameran otomotif murah. Namun, sedikit sekali produk UMKM yang turut berdisplay pada promosi menjelang pagi ini. Berbagai cara dan bentuk promosi barang dan jasa dilakukan - dengan brosur, demo, hingga obral barang. Atau sekedar mengajak anak-anak bermain dengan odong-odong, kereta api mini, dan rumah dongeng - pasti cukup menghibur.

Jadi teringat sebuah kegiatan car free day di Kota Solo - tepatnya di Jalan Slamet Riyadi sepanjang enam kilometer dari Purwasari hingga Bundaran Gladak yang dipenuhi oleh produk UMKM dan kuliner tradisional dalam balutan kegiatan olahraga, edukasi, seni budaya hingga entertaimen bersih dari lokasi parkir kendaraan roda dua. Hal ini yang masih belum tersusun di Banjarbaru, Kota Menjelang Pagi - yakni akses jalan yang tertutup parkir roda dua serta masih belum fokusnya program kegiatan yang terkoordinir setiap minggunya. Semoga!